LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN DAN
KOMPUTER
MODUL I
Pengkabelan dan IP
Addressing
Nama : Sufinanda Istigna Damanulloh
NIM : 20190910080
Kelas : SINFC-2019-03
Jadwal : Selasa, 22 Oktober 2019
Dosen : Iwan Lesmana, S.Kom., M.Kom.
NIM : 20190910080
Kelas : SINFC-2019-03
Jadwal : Selasa, 22 Oktober 2019
Dosen : Iwan Lesmana, S.Kom., M.Kom.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
- Mahasiswa mampu melakukan teknik Crimping Kabel UTP.
- Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi IP Address pada Sistem Operasi Windows dan Linux.
- Mampu menjelaskan tentang IP Address.
- Mampu membuat cable cross/straight.
- Mampu menganalisis kesalahan saat membangun jaringan LAN.
1.2. Alat Praktikum
- PC memakai sistem Operasi Windows atau Linux
- Crimping Tool
- Kabel UTP CAT 5e/ CAT6
- Connector RJ45
1.3 Dasar Teori
Kabel UTP (Unshielded twisted pair ) adalah jenis kabel yang terbuat dari bahan penghantar tembaga, memiliki isolasi dari platsik dan terbungkus oleh bahan isolasi yang mampu melindungi dari api dan kerusakan fisik. Kabel UTP terdiri dari empat pasang inti kabel yang saling berbelit yang masing- masing pasang memiliki kode warna berbeda. Fungsi kabel UTP yaitu digunakan sebagai kabel jaringan LAN ( Local Area Network ) pada sistem jaringan komputer, dan biasanya kabel UTP mempunyai impedansi kurang lebih 100 ohm, serta dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan kemampuannya sebagai penghantar data. Dalam pemakaian sehari- hari, kabel UTP sudah sangat baik digunakan sebagai kabel jaringan komputer misalnya dalam kegunaan ruang kantor atau dalam sistem jaringan suatu perusahaan.
STP
Hampir sama dengan UTP hanya saja setiap pasang kawat dibungkus dengan foil logam.
Keempat pasang kawan akan dibungkus lagi dengan foil logam atau serabut logam.
Tujuannya adaalh untuk mengurangi gangguan seperti electric noise, medan magnet,
dll. STP bisa dikombinasikan dengan STP Data Connector atau bisa juga dengan RJ45.
Maksimal panjang kabel STP adalah 100 meter. Karena lebih tahan dari noise, kabel
STP ini lebih banyak digunakan untuk pengaplikasian outdoor, seperti kabel yang
menuju AP di tower.
Standart Pengkabelan
Setiap kawat didalam kabel jaringan memiliki fungsi yang berbeda sehingga kita
tidak bisa asal crimping. Ada dua standart
pengkabelan yang paling sering digunakan yaitu : EIA/TIA 568A dan EIA/TIA 568B, dengan cara mengurutkan sususan kabel berdasarkan warna.
EIA/TIA 568A
Susunan kabel dengan standart EIA/TIA 568A dimulai dengan kabel berwarna putih
hijau. maka susunan kabel akan menjadi seperti berikut ini :
1. Putih Hijau
2. Hijau
3. Putih Orange
4. Biru
5. Putih Biru
6. Orange
2. Hijau
3. Putih Orange
4. Biru
5. Putih Biru
6. Orange
7. Putih Coklat
8. Coklat
8. Coklat
EIA/TIA 568B
Susunan kabel dengan standart EIA/TIA 568B dimulai dengan warna putih orange.
Urutan lengkap kabel dengan standart ini seperti berikut ini :
1. Putih Orange
2. Orange
3. Putih Hijau
4. Biru
5. Putih Biru
6. Hijau
7. Putih Coklat
8. Coklat
2. Orange
3. Putih Hijau
4. Biru
5. Putih Biru
6. Hijau
7. Putih Coklat
8. Coklat
Kabel Cross & Straight
Pada saat kita bicara tentang pengurutan pin kabel jaringan, tentu sebutan Crossover dan Straight sering kita dengar. Kabel straight merupakan kabel yang ujung awal dengan ujung akhir kabel memiliki
urutan pin yang sama. Contoh kabel straight dengan standart pengurutan pin EIA/TIA
568B.
Maka ujung dengan dan ujung belakang sama - sama memiliki susunan pin EIA/TIA
568B. Kemudian untuk kabel cross, sesuai namanya artinya susunan pin berlawanan,
atau berseberangan.
Kabel straight dan cross memang sama - sama menghubungkan device ke device lain
dalam jaringan komputer, namun device yang bisa dihubungkan dengan masing - masing
jenis kabel ini berbeda. Derikut tabel device yang akan dihubungkan dan kabel
yang dibutuhkan :
Cara Pengkabelan
- Kupas bagian ujung kabel UTP, kira-kira 2 cm.
- Buka pilinan kabel, luruskan dan urutankan kabel sesuai standar TIA/EIA 368B
-
Setelah urutannya sesuai standar, potong dan ratakan ujung kabel, Masukan kabel yang sudah lurus dan sejajar tersebut ke dalam konektor RJ-45, dan pastikan semua kabel posisinya sudah benar.
-
Lakukan crimping menggunakan crimping tools, tekan crimping tool dan pastikan semua pin (kuningan) pada konektor RJ-45 sudah “menggigit” tiap-tiap kabel. Setelah selesai pada ujung yang satu, lakukan lagi pada ujung yang lain.
-
Langkah terakhir adalah menge-cek kabel yang sudah kita buat tadi dengan menggunakan LAN tester, caranya masukan masing-masing ujung kabel (konektor RJ-45) ke masing2 port yang tersedia pada LAN tester, nyalakan dan pastikan semua lampu LED menyala sesuai dengan urutan kabel yang kita buat.
Pastikan ujung kabel UTP yang telah terpasang konektor RJ-45
dengan benar, selubung kabel (warna biru) juga ikut sedikit masuk kedalam konektor.
- Sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan. Fungsi ini diilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk mengenali siapa orang tersebut. dalam jaringan komputer berlaku hal yang sama.
- Sebagai alamat lokasi jaringan. Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat rumah kita yang menunjukkan lokasi kita berada. Untuk memudahkan pengiriman paket data, maka IP address memuat informasi keberadaannya. Ada rute yang harus dilalui agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.
Kelas pada IP Address
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa IP Address terdiri atas dua versi yakni IPv4 dan IPv6. Namun wajib anda ketahui bahwa di versi IPv4 saja tersedia setidaknya daya tampung sebanyak kurang lebih 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Dengan jumlah yang sangat banyak seperti itu maka tentunya akan menyulitkan dari segi pemilihan dan penggunaannya. Oleh karena itu diperlukan adanya penggolongan IP Address menjadi beberapa kelas.Pada dasarnya IP Address terdiri atas 4 oktet, misal 192.168.1.2, dimana 192 adalah oktet pertama, 168 okter kedua dan seterusnya. Nilai dari 1 oktet adalah maksimal 255. Untuk menggolongkan IP Address sebanyak itu maka dibentuk 5 kelas dan terdiri dari kelas A sampai kelas E (kelas D dan E sangat jarang digunakan). Masing – masing kelas memegang peranan penting dalam sistem jaringan komputer. Selain itu dikenal pula istilah Network ID (Net ID) dan Host ID yang memang identik dengan penggunaan IP Address (kecuali IP Address kelas D dan E).
- Untuk IP Address kelas A biasa digunakan pada sistem jaringan skala besar. Bit pertama diawali dengan angka 0. Untuk panjang Network ID adalah 1 oktet sedangkan panjang Host ID 3 oktet. Jumlah host pada kelas A dapat mencapai 16.777.216.
- Untuk IP Address kelas B biasanya lebih sering digunakan pada sistem jaringan skala besar dan menengah dengan daya tampung mencapai kurang lebih 65.536 host diseluruh dunia. Panjang Network ID pada kelas ini adalah 2 oktet sedangkan panjang Host ID 2 oktet.
- Untuk IP Address kelas C biasa digunakan pada sistem jaringan skala kecil dengan daya tampung hanya 256 host. Untuk panjang Network ID adalah 3 oktet sedangkan panjang Host ID 1 oktet.
- Untuk IP Address kelas D digunakan khusus untuk keperluan multicasting, dimana IP address (host) awal adalah 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255. Dalam multicasting juga tidak mengenal istilah Network ID dan Host ID.
- Untuk IP Address kelas E dicadangkan hanya untuk keperluan eksperimental saja, dimana IP address (host) awal adalah 240.0.0.0 hingga 255.255.255.255. Sama halnya dengan Kelas D, IP Address kelas E juga tidak mengenal istilah Network ID dan Host ID.
KESIMPULAN
Untuk mengoneksikan komputer satu dengan yang lain dalam satu ruangan , diperlukan kabel LAN. Kabel LAN adalah UTP yang telah dipasangi Konektor RJ.45 yang fungsinya menghubungkan sesama komputer. Dan dalam pemasangan konektor, biasanya sering terjadi masalah. Misalnya urutan kabel sudah benar tetapi tetap dideteksi salah oleh LAN tester. Hal ini dapat terjadi jika pada saat mengpress kurang ditekan. Atau bisa juga karena kabel kurang maksimal masuk ke dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar